Banyak penjual maupun pengguna baterai laptop biasanya hanya mementingkan nilai mAh (kapasitas) yang tertera di label. Beberapa penjual maupun pengguna lainnya mempermasalahkan merk cell yang dipakai pada baterai laptop. Sebenarnya hal itu tidak sepenuhnya benar tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengerti apa yang penting yang mempengaruhi kinerja sebuah baterai laptop. Berikut kami bagikan beberapa informasi:
Sebuah baterai laptop terdiri dari rangkaian beberapa cell dan sebuah sirkuit (controller). Jadi tentunya baik buruknya sebuah baterai laptop ditentukan oleh kedua hal tersebut. Ada berbagai merk cell yang digunakan oleh produsen untuk membuat baterai laptop, dari merk-merk yang berkualitas tinggi hingga yang berkualitas rendah. Yang banyak digunakan antara lain merk Samsung, DLG, Sanyo, LG, Sony, Panasonic, CJ dan lainnya. Sebuah merk memang menentukan kualitas sebuah cell tetapi tidak itu saja, karena ternyata setiap merk cell mempunyai tingkatan kualitas yang berbeda (grading). Jadi cell Samsung misalnya, ada yang grade A, B dan seterusnya. Grade A berarti cell yang mempunyai kapasitas aktual sesuai dengan kapasitas desainnya. Misalnya sebuah cell didesain mempunyai kapasitas 2200mAh, pada kenyataannya hasil produksinya tidak semuanya mampu memiliki kapasitas 2200mAh. Maka cell yang memiliki kapasitas 2200mAh diberi label grade A, sedangkan yang kapasitasnya tidak mencapai 2200mAh diberi label grade B dan masih ada grade lainnya lagi. Jadi penjual maupun pembeli yang hanya mementingkan merk cell adalah salah, dan hal ini dimanfaatkan oleh beberapa produsen dengan memproduksi baterai laptop menggunakan cell merk terkenal tetapi dengan grade yang rendah. Karena itu tidak heran bila ada baterai laptop dengan label 4400mAh tetapi kapasitas aktualnya hanya 3000-an mAh.
Hal lain yang mempengaruhi kinerja baterai laptop adalah transfer factor. Transfer factor adalah seberapa besar kapasitas yang ada pada cell tersebut bisa dipergunakan. Makin tinggi transfer factor maka kapasitas baterai laptop lebih mendekati kapasitas desainnya. Tinggi rendahnya transfer factor ditentukan oleh baik buruknya kualitas sirkuit dan komponen yang digunakan. Makin baik sirkuitnya maka makin sedikit kehilangan energi yang terjadi pada sirkuit sehingga transfer factor menjadi tinggi. Misalnya sebuah baterai laptop menggunakan cell dengan kapasitas 2200mAh grade A, jadi seharusnya cell ini mampu men-supply kapasitas sebesar 2200mAh untuk laptop. Tetapi ternyata terjadi kehilangan energi sebesar 10% di sirkuit sehingga transfer factornya menjadi 90%, jadi kapasitas yang bisa digunakan adalah 1980mAh.
Jadi sebuah baterai laptop yang berlabel 4400mAh bisa jadi kapasitas terpakainya di bawah 4000mAh karena transfer factor-nya 90%.
Belum lagi bila ternyata cell yang digunakan bukan grade A maka bisa jadi kapastias terpakainya hanya 3000mAh. Karena itu label kapasitas yang melekat pada baterai tidak menunjukkan kapasitas baterai yang sebenarnya, label itu hanya menunjukkan kapasitas desainnya.
Cell dan sirkuit yang bagus juga menjamin baterai lebih tahan lama, tetapi cara pemakaian baterai juga mempengaruhi usia pakainya.
Baterai Optium menggunakan cell merk DLG grade A. Cell merk DLG memang tidak setenar merk Samsung atau Panasonic, tetapi merupakan merk cell dengan kualitas tinggi yang banyak digunakan oleh merk-merk laptop terkenal. Pada baterai Optium, kami melakukan test pada baterai-baterai kami menggunakan alat test standard pabrik dan kami membatasi "kehilangan energi" sebesar 5-7% sehingga transfer factor mencapai 93-95%. Dengan kata lain, bila kapasitas di label Optium tertulis 4400mAh, kami menjamin bahwa kapasitas aktualnya berkisar 4100-4200mAh.
Kebanyakan baterai original dan baterai yang beredar mempunyai transfer faktor 90% atau kurang, hal itu kami dapatkan dari hasil test secara acak. Jadi sebenarnya kapasitas terpakai dari baterai Optium lebih baik daripada kebanyakan baterai yang beredar.
Jadi .... pilih yang mana?